“the survival of the
fittest”
Judul Buku : Self Driving
Penulis : Rhenald
Kasali
Penerbit : Mizan
Terbit : 2014
Jumlah Halaman : 270 lembar
Meminjam
istilah Charles Darwin “the
survival of the fittest” yang bermakna makhluk hidup yang mampu bertahan
bukanlah yang terkuat fisiknya, namun yang mampu bertahan hidup atas kondisi
apapun yang mendera.
Mengetahui hal tersebut membuat saya semakin bergegas untuk harus membaca buku
ini. Buku ini juga linear dengan gerakan Revolusi Mental yang digagas Presiden
Jokowi melambungkan harapan akan adanya perbaikan di semua sektor negara kita. Dimana
dalam buku ini pun mengarah terhadap semua kekayaan sumber daya alam (SDA) yang
kita miliki tidak akan banyak berdayaguna jika manusia yang menggarap dan
menjalankannya hanya bermental penumpang. Lihatlah negara-negara sekitar yang
tanpa dianugerahi SDA melimpah namun punya hampir segalanya untuk memajukan
kehidupan mereka seperti Singapura. Etos kerja dan mental “pengemudi” merupakan
bekal untuk hidup yang lebih baik. Buku Self
Driving yang ditulis oleh Prof.Rhenald Kasali mengajak semua orang mulai
dari orang sekolahan hingga CEO untuk ikut dalam gerakan revolusi mental
tersebut, dengan harapan adanya perubahan dari mental “penumpang” menjadi
mental “pengemudi”.
Membuat mental seseorang berubah
dari seorang penumpang yang cenderung pasif, tidak berani mengambil
resiko, sudah puas dengan keadaan sekarang, menyerahkan masalah pada atasan
atau orang lain, terlalu membanggakan apa yang telah dicapai sehingga menjadi seorang
dengan mental pengemudi yang cirinya adalah seorang inisiator, tokoh
perubahan, dan mampu menjadi seorang tokoh panutan bagi banyak orang bukanlah
hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Butuh kemauan kuat dan
beberapa tahapan proses (juga latihan) yang harus dijalani. Di buku bersampul
merah yang saya anggap melambangkan passion atau semangat (sehingga
lewat buku ini penulis memacu pembaca untuk berani berubah), banyak hal
dijelaskan dengan terperinci untuk kita pelajari dan aplikasikan dalam
kehidupan keseharian. Di samping gagasan-gagasan mencerahkan yang diberikan
penulis disertakan artikel-artikel penunjang yang mampu memberi gambaran yang
lebih baik bagi pembaca. Sejauh yang saya baca semua hal ditulis dengan sangat
menarik dan aplikatif.
Prof memberi contoh pada kondisi
sekarang. Misal seorang Guru besar Ilmu Teknik (Sipil) yang pintarnya 5 senti
hanya asyik membaca berita saat mendengar Jembatan Kutai Kartanegara ambruk
atau terjadi gempa di padang. Guru besar yang pintarnya 2 meter segera berkemas
dan berangkat meninjau lokasi, memeriksa dan mencari penyebabnya. Mereka
menulis karangan ilmiah dan memberikan simposium kepada generasi baru tentang
apa yang ditemukan di lapangan.
Contoh lain adalah keteladanan KH
Ahmad Dahlan. Ketika kaum muda baru tertarik berwirausaha di abad ke 21, Ahmad
Dahlan sejak muda sudah dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup
berhasil berdagang batik. Namun, berbeda dengan sebagian besar wirausaha yang
steril terhadap perjuangan bangsa, ia justru terlibat dalam organisasi Budi
Utomo, Serikat Islam, dan organisasi kepemudaan pada masanya. Pada umur 15
tahun, misalnya, ia pergi haji dan tinggal di Makkah selama lima tahun. Di
sana, ia berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran para pembaru Islam. Sejak itulah
tekadnya menjadi pembaru begitu kuat. Ia berhasil melepaskan bangsa ini dari
aneka belenggu mitos dan kemiskinan. Itu sebabnya pendidikan dan kesehatan
menjadi perhatian besar dalam gerakan yang dipimpinnya, yakni. Muhammadiyah,
Social Enterprise terbesar dan tertua di Indonesia Seperti salah satu poin di
dalam buku ini mengenai disiplin. Saya menyadari buku sebagus apapun jika kita
tidak mengaplikasikannya akan mubazir. Hal-hal aplikatif bisa kita jalani
dengan terlebih dahulu kita menyelesaikan membaca buku ini.
Kalau kalian adalah anak SMA, Mahasiswa Baru, sedang kuliah semester berapa pun dan tingkatan apa pun atau fresh graduate, beli deh buku ini. Karena bagi saya buku ini mampu membuat pikiran saya terbuka sejak baca buku ini. Sadar bahwa sebenernya ilmu tuh banyaknya bukan di kuliah, tapi di luar kuliah. Gimana caranya belajar dari hal-hal sekitar kita.
Kalau kalian adalah anak SMA, Mahasiswa Baru, sedang kuliah semester berapa pun dan tingkatan apa pun atau fresh graduate, beli deh buku ini. Karena bagi saya buku ini mampu membuat pikiran saya terbuka sejak baca buku ini. Sadar bahwa sebenernya ilmu tuh banyaknya bukan di kuliah, tapi di luar kuliah. Gimana caranya belajar dari hal-hal sekitar kita.
SELF DRIVING
sederhananya soal memimpin diri kita, tapi memimpin
melalui pemikiran-pemikiran, kita diajak berpikir terbuka dengan cara yang
asik. Buku yang sangat baik ini isinya
ditujukan untuk para pemimpin, para pengajar, namun dapat juga dibaca oleh kita
yang masih muda. Tentunya dengan kemauan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Salam Perubahan.
0 komentar:
Post a Comment