Wednesday, 21 November 2018

Waktu Tak Pernah Salah


Hasil gambar untuk aesthetic clock

Tiba saatnya nanti, engkau akan menjumpai masa di mana engkau merasa—

sepi dalam keramaian, sendiri dan letih meski telah berkali-kali berupaya mengejar ketertinggalan di antara orang-orang yang hebat, merasa tak memiliki kemampuan apa-apa di antara lingkungan yang jauh berada di atasmu.

Kehidupan di dunia perkuliahan memang seperti itu. Bahkan sejatinya, dalam realita yang sesungguhnya, segalanya akan lebih kejam daripada apa yang selama ini pernah kamu alami. Kamu barangkali akan merasa kecil; tidak berdaya; tidak berguna; dan tidak pernah bisa mencapai keberhasilan apa pun yang sebelumnya telah setengah mati berusaha kaudapatkan.

Tetapi, tidak apa-apa. Kesuksesan memang tidak diraih dengan cara yang instan. Semua peluh, usaha, lelah, penat, dan keluh-kesahmu suatu saat nanti akan berbuah sesuatu yang manis. Memang, semua itu tidak akan dibalas dalam sekerjap mata. Barangkali, kamu harus berkali-kali menjumpai kegagalan, beratus kali dilanda keputusasaan, dan bermilyar kali dihantui keterpurukan.

Tetapi, sekali lagi kukatakan, tidak apa-apa. Suatu saat nanti, badai hidupmu akan mengantarkanmu kepada pelangi dan cuaca cerah. Setiap orang memiliki timing mereka masing-masing. Tuhan pun tidak akan pernah menukar rezekimu jika memang semua itu telah ditakdirkan menjadi milikmu.

Yang perlu diingat dan ditekankan sebagai pondasi dari upaya-upaya “pengejaran” itu adalah bahwasanya, kamu tidak boleh sekali pun berhenti. Beristirahat sejenak dalam kepenatan perjalanan memang dimaklumkan, tetapi jangan sampai engkau menyerah pada kegagalan yang sebetulnya adalah jeda pariwara sebelum akhirnya menjumpai tayangan keberhasilanmu.

Jangan pernah meragui timing keberhasilan yang Tuhan atur untuk hidupmu. Jika usahamu tidak putus, doamu tak pupus, dan tawakalmu tak tergerus keputusasaan berkepanjangan, maka keberhasilan itu kelak pasti akan menjumpaimu.

Percayalah, Tuhan tidak pernah curang dalam membalas usaha-usaha yang dilakukan oleh hamba-Nya.


P.s. ditulis guna menegur diri sendiri yang telah dilanda keputusasaan dan kepenatan berkepanjangan. Dibagikan dengan harapan agar tidak ada lagi pihak yang terjebak dalam zona yang sama seperti apa yang saya alami kini :-)
Share:

Tuesday, 13 November 2018

Harga dari Sebuah Konsistensi


Hasil gambar untuk kutipan tentang konsistensi

Dalam sebuah usaha pencapaian mimpi, ada suatu formula kecil yang sering kali dilupakan oleh kebanyakan orang.

Banyak pihak sibuk mengampanyekan tentang mimpi besar yang sejalan dengan keberanian untuk mencapai mimpi itu sendiri, namun tak banyak yang menyadari betapa penting sebuah konsistensi. Di luar sana,  orang-orang yang memiliki pemikiran-pemikiran kreatif berlalu-lalang melintasi masa kini, akan tetapi, mereka yang mempunyai konsistensi tinggi dalam merealisasikannya, tidak banyak yang bertahan.

Padahal, kunci tertinggi dalam sebuah pencapaian yang besar tidak hanya terletak pada ide-ide kreatif yang ditawarkan, sebab jika hanya sebatas sebuah gagasan, tujuan yang diharapkan tidak akan mungkin bisa dirasakan.

Konsistensi seumpama larutan penyangga yang mempertahankan pH dari suatu larutan kimia, yang dalam hal ini larutan kimia itu sendiri adalah upaya dari realisasi gagasan yang ingin diwujudkan. Tanpa adanya konsistensi, upaya tersebut tidak akan memiliki kekuatan, sebab otak manusia didesain untuk mudah terdistraksi dengan banyak hal. Gagasan-gagasan kreatif tadi akan dengan mudah musnah secara alamiah, yang setiap waktunya akan kehilangan “harga” bagi si penggagasnya sebab ide-ide baru yang lebih segar akan terus berdatangan.

Sebelum mengganti fokus pada ide yang baru, akan lebih baik jika kita menyelesaikan dulu proses realisasi dari ide sebelumnya, sebab tumpukan ide-ide kreatif tidak memiliki harga jika tidak diwujudkan.

Untuk itu, harga tertinggi di balik sebuah pencapaian, sejatinya adalah konsistensi.  Maka, sebelum terlalu tenggelam dalam khayalan keberhasilan, belajarlah untuk mencapai konsistensi itu sendiri :)


P.s. tulisan ini dibuat bukan untuk menggurui, melainkan untuk mengingatkan diri sendiri yang sedang krisis konsistensi.

Share:
Copyright © Young Inspirer | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com