Salam Inspirers! Beberapa waktu lalu aku mengikuti lomba menulis cerita inspiratif yang diadakan di Universitas Bangka Belitung. Ini merupakan pertama kalinya aku mengikuti lomba saat di bangku kuliah,dan ternyata ini juga merupakan pertama kalinya aku mendapat suatu keajaiban dapat menjadi juara dalam lomba tingkat nasional.
Berawal dari keinginan dan mimpi yang besar untuk bisa merasakan sensasi pergi keluar kota "gratis" saat kuliah, aku memberanikan diri untuk ikut lomba ini walaupun ya masih sangat pemula dan benar-benar mengerjakan sendiri tanpa ada bimbingan dari siapapun. Karena keinginan yang kuat ini, hanya dengan bermodalkan mimpi dan kerja keras serta tidak putus-putusnya aku meminta doa dari orang tua ku untuk dimudahkan--walaupun mereka sebenarnya tidak tahu aku ikut lomba apa--, tetapi berkat doa orang-orang yang selalu mendukungku alhamdulillah aku berhasil lolos menjadi salah satu finalis diantara 45 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Berikut aku lampirkan pula cerita yang berhasil membawa anak Jakarta ini pergi ke salah satu tempat impiannya sejak SMP yaitu Bangka Belitung, sebenarnya mimpiku ingin pergi ke Pulau Belitung tempat pembuatan film serta latar cerita dari buku best seller Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Tetapi ternyata aku diberi jalan lain, pergi ke pulau seberangnya dahulu yang tidak kalah cantiknya dengan Belitung, mungkin suatu saat nanti akan ada saatnya aku pergi ke Belitung.
![]() |
Pantai Tikus Emas, Bangka |
Semoga kisah ku ini bisa menjadi sedikit inspirasi bagi sobat Inspirers dimanapun berada, karena apabila kita berani untuk bermimpi, insyaallah semua mimpi itu akan datang satu persatu kepada kita. Sejalan dengan salah satu quotes favoritku dari penulis hebat yang sudah ku sebutkan di atas, yaitu Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.
Selamat membaca.
BERAWAL DARI MIMPI, ANAK SECURITY MASUK PERGURUAN TINGGI
Ini kisah ku, kisah anak kota yang
menjadi anak pertama dan juga cucu pertama keluarga yang melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi. Disaat semua sepupu dan juga kakak kandungku
satu-satu nya memilih untuk bekerja dan
menikah setelah lulus sekolah menengah atas, akulah yang bisa dibilang menjadi
anak paling beruntung karena bisa tetap melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi.
Aku tinggal bersama kedua orang tua ku
di pemukiman padat penduduk daerah Jakarta Timur. Kontrakkan tiga petak menjadi
tempat kami tinggal dan menghabiskan waktu, dengan jalan tikus yang hanya bisa
dilewati oleh satu sepeda motor, sehingga kalau ada dua sepeda motor
berpapasan, salah satu nya harus mengalah atau kalau tidak maka terjadilah
kemacetan kecil-kecilan disana hehehe. Ayahku bekerja di pasar tanah abang yang
berjarak sekitar 16km dari rumah,pergi dan pulang dengan mengendarai sepeda
motornya yang baru lunas beberapa waktu lalu. Setiap hari ayahku bekerja, jadi
begini jadwal nya, misal hari ini beliau masuk pagi lalu pulang malam, besoknya
beliau kerja malam dan pulang lusa. Begitu seterusnya, walaupun itu hari minggu
atau libur tanggal merah, ayahku tetap bekerja sesuai jadwal yang ada. Iya,
ayahku bekerja sebagai satpam di sana. Aku sering ditanya oleh orang apa
pekerjaan ayahku, disaat teman-teman yang lain menjawab orang tua nya kerja di
perusahaan ini, perusahaan itu, pegawai ini, pegawai itu. Akupun menjawab kalau
ayahku bekerja sebagai satpam, aku tetap bangga dengan ayahku, karena keringat
beliaulah aku bisa terus melanjutkan sekolahku dari SD-SMA.
Sampai saat ditahun akhir sekolah ku,
aku sempat takut untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan
kondisi ekonomi keluargaku, karena yang aku tahu kalau biayanya pastilah tidak
murah. Tetapi ibu dan ayahku, selalu tetap menyemangatiku agar aku tidak usah
memikirkan hal tersebut, mereka yakin kalau aku berusaha dan yakin maka pasti
akan ada jalannya.
Ohiya bicara tentang ibuku, kesibukan
sehari-harinya adalah mengurusi banyak hal dari pagi sampai pagi lagi di suatu
tempat yang biasa kita sebut rumah. Ya beliau adalah seorang ibu rumah tangga.
Tuntutan saat kecilnya dulu sebagai anak kedua dari tujuh orang bersaudara memaksanya
untuk membantu nenekku dan mengurusi adik-adiknya. Itu juga yang menjadi salah
satu alasan ibuku tidak melanjutkan sekolahnya, dulu beliau hanya lulus dari
sekolah dasar yang sekarangpun tidak tahu ada dimana ijazahnya. Mungkin karena
itulah ibuku sangat ingin aku untuk terus melanjutkan dan juga berprestasi di
sekolah. Saat SD ayah yang mengantar aku ke sekolah sekaligus berangkat kerja,
lalu siang harinya ibu yang menjemputku di sekolah. Seperti itulah sekiranya
sampai aku bisa pulang dan pergi bersama teman-teman sekolah saat kelas 3 SD.
Ibuku selalu menemani kegiatanku sejak SD, seperti saat aku mengikuti
lomba-lomba dari lomba matematika, mewarnai, menggambar, dan menari. Ibuku
selalu setia menemani, dan mungkin karena kehadiran beliaulah aku jadi semangat
dan bersungguh-sungguh sehingga sudah biasa aku berhasil mebawa piala setelah
mengikuti lomba tersebut.
Dengan keadaan keluarga yang seperti ini
membuatku termotivasi untuk selalu berprestasi dan membanggakan kedua orang
tuaku, aku tidak ingin pengorbanan yang mereka berikan untukku terbuang
sia-sia. Alhamdulillah aku bisa dibilang sebagai siswa yang aktif dan
berprestasi sejak di sekolah dasar, saat SD aku selalu berhasil menduduki
peringkat 1 sejak kelas satu sampai kelas enam. Saat kelas enam, aku berhasil
menjadi peraih nilai UN tertinggi di sekolahku. Lanjut ke SMP, prestasi
akademikku terus ku pertahankan sehingga kelas tujuh sampai kelas sembilan aku
selalu masuk kedalam peringkat 5 besar. Saat SMP, kegiatan ku tidak hanya
sekolah saja tapi aku juga mengikuti OSIS dan mengikuti berbagai lomba dari
tingkat kecamatan, provinsi, dan Jabodetabek.
Saat di SMA aku tetap berusaha untuk
memberikan yang terbaik kepada kedua orang tuaku, aku aktif di OSIS, aku sering
mengikuti lomba di sekolah bahkan sampai ke tingkat nasional. Aku berhasil
menjadi salah satu pelajar yang mewakili DKI Jakarta sebagai Duta Sanitasi di
acara yang diadakan Kementerian Pekerjaan Umum saat itu.
Perjuanganku di SMA berlanjut sampai
saat untuk menentukan kemana nanti aku akan melanjutkan pendidikan. Saat aku
sempat kebingungan untuk masalah biaya nanti, aku mendapat informasi dari guru
BK ku kalau ada pendaftaran beasiswa bidikmisi, akupun yang mendengar hal tersebut
langsung mecari tahu bagaimana cara agar aku bisa menjadi salah satu penerima
beasiswa tersebut, dari mencari di internet dan bertanya sana sini pun aku
lakukan sampai akhirnya aku terdaftar sebagai salah satu calon penerimaa
beasiswa bidikmisi. Aku mengikuti berbagai jalur masuk ke PTN, sayangnya aku
tidak berhasil lolos di jalur pertama yaitu SNMPTN. Akupun berusaha tegar dan
tidak menyerah, aku mengikuti SBMPTN dan juga UMPN (Ujian Masuk Poleteknik
Negeri). Sampai saat pengumuman ujian tersebut, aku berhasil lolos di keduanya.
Suatu kebanggaan yang kupersembahkan untuk kedua orang tua ku.
Karena aku mengikuti SBMPTN sebagai
calon penerima bidikmisi dan juga aku berhasil diterima di Institut Pertanian
Bogor, salah satu PTN terbaik di Indonesia. Akupun memilih untuk melanjutkan di
IPB dan berjuang untuk mendapatkan beasiswa bidikmisi. Semua persyaratan ku
lengkapi, sampai saatnya aku lolos ke tahap wawancara. Kali itu, kali kedua aku
pergi ke IPB setelah yang pertama kali waktu itu saat mengikuti open house IPB
bersama teman-teman. Saat wawancara aku pergi dari Jakarta bersama ibuku
menggunakan angkutan umum dari kopaja, KRL, dan juga angkot. Sesampainya di IPB
tepatnya di gedung AHN aku di wawancara dan saat itu sekaligus pengumumannya.
Akupun menunggu bersama ibuku, sampai adzan zuhur sudah berkumandang, kamipun
melaksanakan sholat berjamaah di musholah terlebih dahulu, dan juga terus
berdoa agar aku bisa lolos dan menjadi salah satu penerima bidikmisi. Aku kembali
ke tempat wawancara dan menunggu di kursi yang telah disediakan bersama dengan
teman-teman yang baru ku kenal disana. Hingga tiba saatnya giliran namaku yang
dipanggil, hanya alhamdulillah yang bisa kuucapkan saat itu, aku menjadi salah
satu penerima beasiswa bidikmisi. Langsung terbayang wajah kedua orang tuaku di
dalam pikiran ku. “Ibu, Ayah.. anakmu ini bisa melanjutkan kuliah di IPB,
kampus pertanian terbaik di Indonesia yah.. bu.. aku nanti lulus jadi sarjana
bu.. yah.. semua ini aku persembahkan untuk kalian”. Batinku dalam hati.
Terima kasih bidikmisi, karena bidikmisi
telah menghidupkan kembali mimpi-mimpi kami, mimpi seorang anak yang ingin
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dengan bidikmisi,
meraih prestasi, membangun negeri!
Puncak Acara Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Nusantara Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung |
Top bgt Nadiya... Inspiring banyak orang...
ReplyDelete