Saturday, 2 June 2018

Berawal dari Mimpi Menjadi Sebuah Capaian Prestasi


Salam Inspirers! Beberapa waktu lalu aku mengikuti lomba menulis cerita inspiratif yang diadakan di Universitas Bangka Belitung. Ini merupakan pertama kalinya aku mengikuti lomba saat di bangku kuliah,dan ternyata ini juga merupakan pertama kalinya aku mendapat suatu keajaiban dapat menjadi juara dalam lomba tingkat nasional. 

Berawal dari keinginan dan mimpi yang besar untuk bisa merasakan sensasi pergi keluar kota "gratis" saat kuliah, aku memberanikan diri untuk ikut lomba ini walaupun ya masih sangat pemula dan benar-benar mengerjakan sendiri tanpa ada bimbingan dari siapapun. Karena keinginan yang kuat ini, hanya dengan bermodalkan mimpi dan kerja keras serta tidak putus-putusnya aku meminta doa dari orang tua ku untuk dimudahkan--walaupun mereka sebenarnya tidak tahu aku ikut lomba apa--, tetapi berkat doa orang-orang yang selalu mendukungku alhamdulillah aku berhasil lolos menjadi salah satu finalis diantara 45 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Berikut aku lampirkan pula cerita yang berhasil membawa anak Jakarta ini pergi ke salah satu tempat impiannya sejak SMP yaitu Bangka Belitung, sebenarnya mimpiku ingin pergi ke Pulau Belitung tempat pembuatan film serta latar cerita dari buku best seller Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Tetapi ternyata aku diberi jalan lain, pergi ke pulau seberangnya dahulu yang tidak kalah cantiknya dengan Belitung, mungkin suatu saat nanti akan ada saatnya aku pergi ke Belitung.

Pantai Tikus Emas, Bangka

Semoga kisah ku ini bisa menjadi sedikit inspirasi bagi sobat Inspirers dimanapun berada, karena apabila kita berani untuk bermimpi, insyaallah semua mimpi itu akan datang satu persatu kepada kita. Sejalan dengan salah satu quotes favoritku dari penulis hebat yang sudah ku sebutkan di atas, yaitu Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.

Selamat membaca.


BERAWAL DARI MIMPI, ANAK SECURITY MASUK PERGURUAN TINGGI

Ini kisah ku, kisah anak kota yang menjadi anak pertama dan juga cucu pertama keluarga yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Disaat semua sepupu dan juga kakak kandungku satu-satu  nya memilih untuk bekerja dan menikah setelah lulus sekolah menengah atas, akulah yang bisa dibilang menjadi anak paling beruntung karena bisa tetap melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi.

Aku tinggal bersama kedua orang tua ku di pemukiman padat penduduk daerah Jakarta Timur. Kontrakkan tiga petak menjadi tempat kami tinggal dan menghabiskan waktu, dengan jalan tikus yang hanya bisa dilewati oleh satu sepeda motor, sehingga kalau ada dua sepeda motor berpapasan, salah satu nya harus mengalah atau kalau tidak maka terjadilah kemacetan kecil-kecilan disana hehehe. Ayahku bekerja di pasar tanah abang yang berjarak sekitar 16km dari rumah,pergi dan pulang dengan mengendarai sepeda motornya yang baru lunas beberapa waktu lalu. Setiap hari ayahku bekerja, jadi begini jadwal nya, misal hari ini beliau masuk pagi lalu pulang malam, besoknya beliau kerja malam dan pulang lusa. Begitu seterusnya, walaupun itu hari minggu atau libur tanggal merah, ayahku tetap bekerja sesuai jadwal yang ada. Iya, ayahku bekerja sebagai satpam di sana. Aku sering ditanya oleh orang apa pekerjaan ayahku, disaat teman-teman yang lain menjawab orang tua nya kerja di perusahaan ini, perusahaan itu, pegawai ini, pegawai itu. Akupun menjawab kalau ayahku bekerja sebagai satpam, aku tetap bangga dengan ayahku, karena keringat beliaulah aku bisa terus melanjutkan sekolahku dari SD-SMA.

Sampai saat ditahun akhir sekolah ku, aku sempat takut untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan kondisi ekonomi keluargaku, karena yang aku tahu kalau biayanya pastilah tidak murah. Tetapi ibu dan ayahku, selalu tetap menyemangatiku agar aku tidak usah memikirkan hal tersebut, mereka yakin kalau aku berusaha dan yakin maka pasti akan ada jalannya.

Ohiya bicara tentang ibuku, kesibukan sehari-harinya adalah mengurusi banyak hal dari pagi sampai pagi lagi di suatu tempat yang biasa kita sebut rumah. Ya beliau adalah seorang ibu rumah tangga. Tuntutan saat kecilnya dulu sebagai anak kedua dari tujuh orang bersaudara memaksanya untuk membantu nenekku dan mengurusi adik-adiknya. Itu juga yang menjadi salah satu alasan ibuku tidak melanjutkan sekolahnya, dulu beliau hanya lulus dari sekolah dasar yang sekarangpun tidak tahu ada dimana ijazahnya. Mungkin karena itulah ibuku sangat ingin aku untuk terus melanjutkan dan juga berprestasi di sekolah. Saat SD ayah yang mengantar aku ke sekolah sekaligus berangkat kerja, lalu siang harinya ibu yang menjemputku di sekolah. Seperti itulah sekiranya sampai aku bisa pulang dan pergi bersama teman-teman sekolah saat kelas 3 SD. Ibuku selalu menemani kegiatanku sejak SD, seperti saat aku mengikuti lomba-lomba dari lomba matematika, mewarnai, menggambar, dan menari. Ibuku selalu setia menemani, dan mungkin karena kehadiran beliaulah aku jadi semangat dan bersungguh-sungguh sehingga sudah biasa aku berhasil mebawa piala setelah mengikuti lomba tersebut.

Dengan keadaan keluarga yang seperti ini membuatku termotivasi untuk selalu berprestasi dan membanggakan kedua orang tuaku, aku tidak ingin pengorbanan yang mereka berikan untukku terbuang sia-sia. Alhamdulillah aku bisa dibilang sebagai siswa yang aktif dan berprestasi sejak di sekolah dasar, saat SD aku selalu berhasil menduduki peringkat 1 sejak kelas satu sampai kelas enam. Saat kelas enam, aku berhasil menjadi peraih nilai UN tertinggi di sekolahku. Lanjut ke SMP, prestasi akademikku terus ku pertahankan sehingga kelas tujuh sampai kelas sembilan aku selalu masuk kedalam peringkat 5 besar. Saat SMP, kegiatan ku tidak hanya sekolah saja tapi aku juga mengikuti OSIS dan mengikuti berbagai lomba dari tingkat kecamatan, provinsi, dan Jabodetabek.

Saat di SMA aku tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada kedua orang tuaku, aku aktif di OSIS, aku sering mengikuti lomba di sekolah bahkan sampai ke tingkat nasional. Aku berhasil menjadi salah satu pelajar yang mewakili DKI Jakarta sebagai Duta Sanitasi di acara yang diadakan Kementerian Pekerjaan Umum saat itu.

Perjuanganku di SMA berlanjut sampai saat untuk menentukan kemana nanti aku akan melanjutkan pendidikan. Saat aku sempat kebingungan untuk masalah biaya nanti, aku mendapat informasi dari guru BK ku kalau ada pendaftaran beasiswa bidikmisi, akupun yang mendengar hal tersebut langsung mecari tahu bagaimana cara agar aku bisa menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut, dari mencari di internet dan bertanya sana sini pun aku lakukan sampai akhirnya aku terdaftar sebagai salah satu calon penerimaa beasiswa bidikmisi. Aku mengikuti berbagai jalur masuk ke PTN, sayangnya aku tidak berhasil lolos di jalur pertama yaitu SNMPTN. Akupun berusaha tegar dan tidak menyerah, aku mengikuti SBMPTN dan juga UMPN (Ujian Masuk Poleteknik Negeri). Sampai saat pengumuman ujian tersebut, aku berhasil lolos di keduanya. Suatu kebanggaan yang kupersembahkan untuk kedua orang tua ku.

Karena aku mengikuti SBMPTN sebagai calon penerima bidikmisi dan juga aku berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor, salah satu PTN terbaik di Indonesia. Akupun memilih untuk melanjutkan di IPB dan berjuang untuk mendapatkan beasiswa bidikmisi. Semua persyaratan ku lengkapi, sampai saatnya aku lolos ke tahap wawancara. Kali itu, kali kedua aku pergi ke IPB setelah yang pertama kali waktu itu saat mengikuti open house IPB bersama teman-teman. Saat wawancara aku pergi dari Jakarta bersama ibuku menggunakan angkutan umum dari kopaja, KRL, dan juga angkot. Sesampainya di IPB tepatnya di gedung AHN aku di wawancara dan saat itu sekaligus pengumumannya. Akupun menunggu bersama ibuku, sampai adzan zuhur sudah berkumandang, kamipun melaksanakan sholat berjamaah di musholah terlebih dahulu, dan juga terus berdoa agar aku bisa lolos dan menjadi salah satu penerima bidikmisi. Aku kembali ke tempat wawancara dan menunggu di kursi yang telah disediakan bersama dengan teman-teman yang baru ku kenal disana. Hingga tiba saatnya giliran namaku yang dipanggil, hanya alhamdulillah yang bisa kuucapkan saat itu, aku menjadi salah satu penerima beasiswa bidikmisi. Langsung terbayang wajah kedua orang tuaku di dalam pikiran ku. “Ibu, Ayah.. anakmu ini bisa melanjutkan kuliah di IPB, kampus pertanian terbaik di Indonesia yah.. bu.. aku nanti lulus jadi sarjana bu.. yah.. semua ini aku persembahkan untuk kalian”. Batinku dalam hati.

Terima kasih bidikmisi, karena bidikmisi telah menghidupkan kembali mimpi-mimpi kami, mimpi seorang anak yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dengan bidikmisi, meraih prestasi, membangun negeri!

Puncak Acara Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Nusantara
Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung


Share:
Lokasi: Dramaga, Bogor, West Java, Indonesia academics blog
academics blog

1 comment:

Copyright © Young Inspirer | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com