Wednesday, 27 June 2018

Ambis dalam Belajar, Apakah Optimal?

Pernah punya teman yang sangat ambis dalam belajar? Atau bahkan pengalaman pribadi?

Semangaat belajaarr! 
via ayip7miftah.wordpress.com

Ambis. Kata unformal  dari ambisius yang menurut KBBI berarti ‘berkeinginan keras mencapai sesuatu’.


Ya. Aku pernah mengalaminya, bahkan hingga saat ini pun aku masih mempunyai ambisi dalam belajar. Hanya saja, tingkat ambisiusku berbeda-beda di setiap waktu. Biasanya ambisius dalam belajar sangat tinggi ketika menjelang ujian. Setiap menjelang ujian yang sangat besar atau penting, tingkat ambisiku bisa mecapai the highest ambition.

Ini terjadi sejak UN SD.
Menjelang UN SD, selama satu minggu aku habiskan waktu hanya untuk belajar. "Belajar, belajar, dan belajar". Tiada detik tanpa belajar. Aku mengalihkan pandangan dari buku hanya untuk sholat dan keperluan mendesak seperti ke kamar mandi. Bahkan suatu hari aku mencuci baju sembari membaca rumus. Aku menempel rumus pelajaran di dinding kamar mandi. Bagaimana dengan makan? Makanan selalu dibawakan oleh ibu ke tempatku belajar. Dan aku pun makan sambil belajar. Kejadian high ambition terulang hingga SMP. Saat ujian SMP, aku menyengaja Puasa Daud agar belajarku tidak terganggu oleh makan. 

Lalu ketika SMA, high ambition terulang ketika UN SMA. Aku menghabiskan waktu hanya untuk belajar. Dari pagi hingga malam. Hanya saja intensitas belajar tidak seketat SD dan SMP karena aku masih harus melaksanakan aktivitas boarding (asrama). Akan tetapi, setelah melaksanakan aktivitas asrama, aku fokus belajar. Kejadian menempel rumus di dinding pun terulang, bedanya aku menempel di dinding tempat pencucian piring.

Ambisi itu muncul ketika kita sangat berharap suatu hasil maksimal terhadap apa yang sedang kita usahakan.
Ambisius itu positif. Kita memang harus berambisi. Hanya saja, ambisi harus diiringi dengan aktivitas yang proporsional atau seimbang. Ambisi berasal dari hati yang harus dikontrol oleh pemikiran dan aktivitas yang seimbang. Jika ambisi dibiarkan begitu saja, terjadilah hal seperti yang aku lakukan atau bahkan lebih. Dan hasilnya? Apakah maksimal?

Setelah melihat ke belakang, ternyata high ambition tidak menjadikanku optimal dalam ujian. Ketika ujian, terbayang di pikiranku “Aku harus mendapat nilai tinggi, kemarin aku sudah belajar maksimal, aku harus bisa menjawab soal-soal ini”. Dan setelah ujian, aku biasanya merasakan mual dan pusing. Saat UN SMA, aku sempat izin ke kamar mandi untuk muntah.

Ambisius yang tidak dikontrol membuat tubuh stress. Ambisius belajar dapat menjadikan tubuh lemah ketika jadwal belajar padat sehingga melupakan kesehatan tubuh.

Belajarlah dengan proporsional

Untuk mendapat hasil optimal, kita harus proporsional dalam belajar.


Proporsional dalam belajar adalah ketika memaksimalkan belajar pada waktunya,  bukan setiap waktu. 

Inilah mengapa kita selalu dianjurkan untuk membuat jadwal. Buatlah jadwal belajar dengan memberikan jeda untuk mengisi energi bahkan hiburan. Otak kita akan optimal ketika belajar dalam kondisi nyaman tanpa tekanan.


Layaknya larutan, otak kita juga memiliki titik jenuh. 

Kita pasti mengetahui berapa lama otak kita sanggup menyerap pelajaran. Ketika membuat jadwal, jangan memaksakan belajar dalam durasi melewati titik jenuh otak. Selingi belajar dengan hal hal yang membuat otak kita fresh, contohnya membaca Al-Qur’an, makan, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak setiap detik dari hidup kita untuk belajar.

Tidak menjadikan belajar di setiap detik kita bukan berarti berleha-leha. Ketika jadwal belajar, maksimalkan diri hanya untuk belajar. Fokuskan diri hanya pada pelajaran. Untuk sekarang, mungkin godaan terbesar adalah gawai. Oleh karena itu, jangan gunakan gawai selain untuk belajar. Kemudian, kita dapat kembali menggunakan gawai saat break atau bukan saat jadwal belajar.


Atur ambisi dalam diri dengan proporsional dalam belajar untuk hasil optimal. 

Belajar proporsional aku lakukan saat ujian SBMPTN. Aku tidak setiap detik belajar karena saat itu aku sedang pengabdian di asrama. Aku tetap melakukan aktivitas rapat, tugas pengabdian, hingga aktivitas yang aku sukai seperti membuat video yang menghabiskan waktu banyak. Walau demikian, aku memiliki jadwal belajar dan mengikuti sebuah bimbingan belajar. Pada saat itulah aku fokus dan optimal dalam belajar. Pada akhirnya, aku nyaman ketika mengerjakan ujian dan alhamdulillah mendapat hasil SBMPTN sesuai yang aku harapkan.

Selamat mencoba~~

Kalian juga boleh share pengalaman belajar atau tips belajar di kolom komentar. Terima kasih.
Share:
Lokasi: Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Indonesia academics blog
academics blog

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Young Inspirer | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com