Saturday, 10 March 2018

Little Story in Kyoto, Japan

Hallo Inspirers! Kali ini aku mau berbagi sedikit ceritaku saat pergi ke Jepang tahun 2015 lalu. Tanggal 1-8 November 2015, satu angkatanku di SMAIT Insantama Bogor pergi ke Jepang. That was not like a study tour in the other schools. Ini  adalah sebuah program. The name is LKMA (Latihan Kepemimpinan dan Manjemen tingkat Akhir). LKMA beda dengan study tour biasanya karena kami tidak menggunakan uang orangtua. Uang yang kita gunakan murni hasil ‘keringat’ cari sponsor, donatur, berjualan, dan lain-lain. Output yang dihasilkan salah satunya adalah tulisan studi komparasi Indonesia dengan Jepang.

Clock Tower Kyoto University
Sebenernya di sana kami mengunjungi Tokyo, Toyohashi, Kyoto, Mesjid Kobe, dan Osaka. Tapi karena artikel ini tidak bisa terlalu panjang, so aku pilih menceritakan Kyoto terlebih dahulu.

Kami berangkat dari Toyohasi menuju Kyoto tepat di hari ke-5 (5/11). Sesungguhgnya aku pribadi saat itu belum bisa move on dari Toyohashi. Belum bisa move on dari orang-orang yang super duper ramah dan baik. Selain itu, Toyohashi juga punya sensasi nyaman, damai, adem, dan kalem. (Maybe next time i’ll tell u how comfortable Toyohashi City, wait yaaa). Tapi apa daya, kami punya agenda yang lain. 

Waktu itu berharap bisa merasakan kecanggihan dari teknologi ini. Ternyata belum rizqi. Sekali naik Shinkansen, bisa sampe seharga 1juta. Jadinya cuma foto di tulisannya doang sambil disholawatin :)
Documentation of LKMA 2015: Tiket kereta dari Toyohashi ke Kyoto. Saat itu sekitar Rp14.800,00. Jauh lebih hemat daripada Shinkansen :)

“Aduh di Kyoto orang-orangnya kaya gimana ya?” itu gumamku selama perjalanan.
Alhasil, pas sampe di stasiun, ternyata Kyoto lebih ramai dan hangat dibanding Toyohashi. Sambutan PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di Kyoto membuat suasana  semakin hangat. Kita disambut dengan senyuman mereka. Walaupun denger denger mereka udah nunggu cukup lama di stasiun. Mereka tetep menyambut kita dengan senyuman dan mempersilahkan kita istirahat sejenak sebelum menuju tempat peristirahatan. Gaada kursi yang cukup menampung 60 anak SMA, akhirnya kita pun ngemper di lantai.

Kita tidak menyewa hotel. PPI menyediakan tempat peristiratan untuk kita. Kita dibagi beberapa kelompok. Aku kebagian kelompok yang tinggal di rumah pak Arif, mahasiswa Kyoto asal Bandung. “Yes! Urang Sunda euy, sama kaya aku” gumamku di dalem hati. Pak Arif tinggal bersama istri (yang ramah dan sering ngomong Sunda) serta 3 orang anak. Rumahnya cukup besar dan nyaman.

RUMAH NOBITA :) 
 
Kita dipersilahkan tidur di sebuah ruangan cukup besar dengan satu kamar mandi. Rumah pak Arif benar benar seperti rumah Nobita yang ada di kartun doraemon. Lantainya terbuat dari kayu dengan pintu geser. Di sana juga terdapat lemari seperti yang digunakan doraemon tidur. Kasur yang kita gunakan adalah kasur lantai yang dilipat dan dimasukkan ke dalam lemari jika selesai kami gunakan.


KYOTO UNIVERSITY

Foto, sholawatin terus do'a. Semoga next time bisa belajar lebih lama di sana. aamiin

Ini adalah tujuan utama kita ke Kyoto. Kyoto University adalah sebuah universitas tua yang menurutku mirip dengan IPB. Kampus ini sangat rindang, seperti IPB yang terkenal dengan 'hutan'nya. Di sini, kita mengunjungi museum Kyoto University yang berisi sejarah, denah, and all about Kyoto University. Menurutku ini sebuah inspirasi. Museum ini dilengkapi dengan miniature dan gambar-gambar. Tanpa ada tour guide sekalipun, kita sudah bisa membayangkan bagaimana pendidikan di Kyoto University

Kita juga mendapatkan materi kuliah di Fakutas Pertanian. Amazing! Yang aku kagumi adalah bagaimana mereka sangat memperhatikan perkembangan pertanian di tengah kota.
Acgriculture is very important for this world.
Jepang berbeda dengan Indonesia. Luas wilayah Jepang jauh lebih kecil dari Indonesia. Bangunan industri Jepang lebih padat dari Indonesia. Namun, Jepang selalu menyediakan lahan pertanian di setiap wilayah dan mengoptimalkannya. Lahan sempit dan bangunan padat tidak menghalangi pelaksanaan program pertanian. Itulah prinsip mereka.
Every threarts can be solved. Believe it!
Bapak Dean Miyagawa Hisashi, salah satu dosen, memaparkan alternatif-alternatif pelaksanaan program pertanian yang diciptakan oleh mahasiswa Kyoto University untuk mengatasi tantangan-tantangan pertanian. Itu sangat luar biasa! Yang lebih luar biasanya lagi, setiap alat dan program yang mereka ciptakan pasti salah satu tujuan utamanya adalah “Ramah Lingkungan”. Amazing bukan? Tidak hanya MAJU/CANGGIH, tetapi RAMAH LINGKUNGAN.

For your information, Kyoto University membuka peluang pertukaran pelajar dengan mahasiswa Asia, khususnya ASEAN. So, I recommend u to try it!
 Tempat-tempat GRATIS yang direkomendasikan untuk kamu kunjungi ketika di Kyoto:
1. Kamogawa (Kamo River)
Sungai indah. Mirip dengan sungai yang di film Doraemon “Stand by Me”
Documentation of LKMA 2015
2. Masjid Kyoto Muslim Association
Muslim di sana akan sangat senang kehadiran kalian. Kalian akan disambut mereka . (Indahnya ukhuwah Islam)

2. Kyoto Imperial Palace
Sejenis Kebun Raya Bogor. Sangat asri, indah, bersih, dan ramai dikunjungi turis.
Documentation of LKMA 2015

Sebenarnya, kita dua hari tinggal di Kyoto. Tetapi, mohon maaf, tidak cukup di artikel ini. Maybe next time. Inspirers boleh komentar/kontak pribadi aku/DM di IG younginspirer.id untuk request mau aku ceritain kota yang mana lagi pas di Jepang. Terimakasih. Semoga bermanfaat.
Share:
Lokasi: Japan academics blog
academics blog

1 comment:

  1. Pengalaman yg luar biasa sekali. Bisa ke jepang dengan hasil keringat sendiri, dan juga bantuan dari tangan2 langit itu sesuatu yg tak terduga, tak terbayangkan. Sangat menginspirasi buat anak-anak muda yang punya mimpi besar untuk ga mudah menyerah dan yakin mimpinya akan terwujud kalo mau berusaha. Semoga bisa berkunjung kesana di waktu dan kesempatan yg lebih baik lagi fit!!!

    ReplyDelete

Copyright © Young Inspirer | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com