Sebagai awalan, for your information guys, aku tuh punya target untuk jadi mahasiswa berprestasi di tingkat dua nanti (aamiin). Sementara salah satu syarat yang mungkin cukup menantang untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa berprestasi, haruslah memiliki 10 prestasi/kemampuan yang diunggulkan yang dapat dibuktikkan dengan dokumen pendukung. Naah, aku tuh berusaha nih dari tingkat satu sekarang untuk ngejar 10 bukti prestasi/kemampuan itu. Cara paling mudah untuk mendapatkannya adalah dengan ikut lomba. Jadi semenjak baru masuk IPB, aku tuh udah nyoba ikut lomba-lomba beberapa kali, dan semuanya adalah lomba debat Bahasa Indonesia. Kenapa debat? Karena aku rasa aku cukup kompeten dalam bidang itu. Aku juga suka ketika mengungkapkan argumentasi secara lisan. Disamping alasan bahwa lomba debat itu gak terlalu ribet sih. Tinggal ngomong aja kan? Hehe
Lomba pertama yang aku coba ikutin adalah lomba Management Edutainment. Itu lomba yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang. Saat itu aku dan tim yang terdiri dari 3 orang (semuanya mahasiswa baru) berhasil masuk ke Quarter Final. Yaa cukup lumayan sih untuk ukuran maba. Apalagi lawannya mayoritas adalah mahasiswa tingkat akhir serta dari beberapa perguruan tinggi papan atas di Indonesia. Tetapi tetap aja yang namanya kecewa pasti ada ya, karena tim kami nombokin uang cukup banyak untuk biaya tiket pesawat dan akomodasi lainnya :')
Lalu masih dalam bulan yang sama, bulan november kala itu jika tidak salah, aku nyoba lagi nih. Masih penasaran, aku mendaftar lomba debat yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta. Aku kembali dengan tim yang berbeda, tapi semuanya masih mahasiswa baru juga. Kita berhasil meraih juara Harapan 1 disitu. Bersyukur sih, tapi tetep aja kecewa. Kenapa? Karena yang dapat sertifikat, trophy, dan uang pembinaan hanya juara 1-3. Lagi-lagi kami harus mengorbankan uang yang kami miliki :')
Masih penasaran, aku lagi-lagi mendaftarkan diri di lombat debat. Kali ini dengan komposisi tim yang berbeda. Dua orang mahasiswa baru angkatan 2017 dan satu orang kakak tingkat, angkatan 2016. Lomba ini yang mengadakan dari Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara Unversitas Sultan Ageng Tirtayasa (HIMANE UNTIRTA). Ternyata hasilnya lebih buruk dari yang sebelum-sebelumnya, tim kami kalah di pertandingan pertama!
Merasa cukup putus asa, di semester pertama perkuliahanku tersebut aku tidak mendaftar lomba lagi. Cukuplah, pikirku. Aku akan coba di semester depan saja. Beberapa amanah organisasi yang kuemban juga membuatku berpikir ulang jika harus pergi ke luar Bogor untuk lomba. Tetapi jujur, memang rasa penasaran itu tetaplah ada. Kok aku gak menang-menang ya? pikirku kala itu. Walaupun aku kalah terus, tetapi aku pun tetap bersyukur. Setidaknya aku mendapat pengalaman yang berharga dari kekalahanku itu. Aku pun cukup merasa bangga sebagai mahasiswa baru sudah berani mencoba beberapa perlombaan di tingkat nasional. Kala itu aku juga belajar dari kesalahan-kesalahan yang aku dan timku lakukan. Aku mempelajari dan berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan itu dengan belajar teknik-teknik debat di internet, terutama di Youtube. Aku pun percaya bahwa suatu saat aku bisa meraih kemenangan yang kuimpi-impikan itu. Kutipan yang selalu kuingat dan menjadi motivasiku adalah,
Whatever doesn't kill you, always makes you stronger. Segala sesuatu yang tidak membunuhmu, akan membuatmu lebih kuat.Artinya adalah, segala sesuatu yang menimpa hidup kita, baik itu sesuatu yang menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, akan membuat kita lebih kuat. Asalkan kita menyikapinya dengan benar, maka segala sesuatu akan membuat kita lebih kuat, lebih bijak, lebih dewasa, lebih hebat, dan lebih baik lagi dari kita di masa lalu. Syaratnya adalah kita berpikir positif pada Tuhan dan senantiasa belajar dari kesalahan yang kita lakukan.
Artikel yang ini juga udah menjelaskan panjang lebar loh tentang hakikat ilmu, monggo bisa dibaca juga :)
Oiya, mungkin Inspirers bertanya-tanya nih, memangnya aku ketika lomba seperti itu gak dapet dana dari rektorat? Biasanya memang dapat kok jika kami mengajukan proposal permohonan dana. Tetapi memang seringnya sih gak fully funded semua biaya akomodasi kita. Paling hanya sebagian kecilnya aja. Jadi memang kalo kalah cukup berasa juga di kantong sih, hehe.
Nah, kalo tadi cerita yang kurang enaknya, sekarang aku mau cerita yang enaknya. Berangkat dari rasa penasaran yang mendarah daging karena gak pernah menang, aku nekat mencoba lagi. Iya, lomba debat lagii, hehe. Tawaran lomba kali ini aku dapet dari Kak Husna, Biokimia 2016. Jadi ceritanya waktu itu aku ketemu dengan tim Kak Husna di final lomba debat UNJ. Iya, semifinalnya IPB lawan IPB tuh. Tetapi apa daya, karena tim aku pun saat itu isinya masih maba semua, kami dikalahkan oleh timnya Kak Husna ini. Tetapi dengan baiknya, kakak yang satu ini ngajak aku buat ikut lomba debat. Kali ini lombanya di Bengkulu, dengan tema umumnya adalah pendidikan. Teman tim yang satu lagi namanya Kak Randi, SKPM 2016. Jadi lomba kali ini isinya aku dengan kakak tingkat nih.
Singkat cerita setelah latihan beberapa kali di IPB, sampailah kami pada hari H perlombaan di Bengkulu. Pada hari pertama kami tanding hingga 4 kali dan berhasil mencapai final. Gak kebayang deh tuh gimana rasa syukurku kala itu, Seengganya pulangnya udah pasti bisa bawa piala kan, hehe. Perlombaan dilanjutkan keesokan harinya. Saat itu lawan kami di final adalah tim dari Universitas Jambi. Setelah match yang cukup alot, tim kami dinyatakan kalah oleh dewan juri dan hanya meraih juara 2 saja. Tetapi walau begitu, kami tetap bersyukur atas karunia yang dianugerahkan pada kami. Biar bagaimanapun, kami telah berusaha dan hasil seperti apapun memang sudah sepatutnya disyukuri. Terlebih, yang meraih juara 3 pada perlombaan debat tersebut juga tim dari IPB. Selain itu, kakak tingkat kami juga menjuarai perlombaan esai yang diselenggarakan pada acara yang sama. Bertambahlah euforia kemenangan kami, tim dari IPB, pada hari itu.
Tak lupa, sebelum pulang, budaya yang biasanya dilakukan setelah selesai lomba, yaitu jalan-jalan! Tentunya sayang banget dong jika mengunjungi banyak tempat di seluruh Indonesia jika tidak jalan-jalan. Biasanya banyak yang berangkat lomba itu bukan lomba tujuan awalnya, tetapi memang ingin jalan-jalan! Jadi bisa dibilang lomba itu hanya tujuan sampingannya ajaa, hehe.
Di Bengkulu ini, kami mengunjungi berbagai macam tempat wisata. Mulai dari Pantai Panjang, Benteng Marlboro peninggalan Inggris, hingga bekas Rumah Pengasingan Bung Karno dan Rumah Bu Fatmawati. Alhasil selain pengalaman, foto-foto (yang ini pasti), dan kesenangan yang kami dapatkan, kami juga belajar sejarah dari kunjungan kami tersebut. Istilahnya, sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui.
--
Sekarang, aku juga lagi coba lomba di bidang lain nih. Apaan tuh? Karya Tulis Ilmiah! Jika lomba debat terbilang cukup ringan yaitu hanya menyampaikan argumen secara lisan saja, karya tulis ilmiah bisa dibilang cukup menantang untuk kuikuti. Karena tingkat kompleksitas yang lebih tinggi membuat banyak orang agak menghindari lomba yang satu ini. Alhamdulillahnya nih, timku sudah lolos tahap abstrak. Kami sedang mempersiapkan tahap selanjutnya yaitu pengumpulan full paper. Doakan yaa. Doakan juga cita-citaku untuk menjadi mahasiswa berprestasi bisa tercapai. Aamiin.
--
Mungkin sebagian dari kamu yang baca tulisanku punya pengalaman dan pencapaian yang jauh lebih hebat dari yang telah aku alami. Lalu mungkin ada juga beberapa dari kamu yang berpikir yaelah cuman gitu doang aja sok-sok an nulis gini. Iya sih, aku juga sadar kalo yang kualami ini belum ada apa-apanya. Bahkan jauh banget dari kata hebat. Tapi aku percaya, untuk menyebarkan inspirasi dan kebaikan itu tidak harus menunggu kita menjadi orang besar dan hebat. Karena kita semua tahu bahwasanya tidak ada satu pun orang sukses di dunia ini yang tiba-tiba mendadak menjadi sukses. Pastinya setiap orang sukses dan hebat melalui proses yang panjang dan menyakitkan terlebih dahulu hingga mereka bisa mencapai puncak kesuksesan mereka. Lalu mengapa tidak coba sebarkan saja inspirasi dan pengalaman yang dimiliki walaupun memang belum mencapai kata hebat itu? Bukankah lebih baik daripada mereka yang hanya bisa mengomentari dan nyinyir di belakang? Hehe. Maka harapanku setelah kamu baca tulisan ini hanya satu. Teruskan rantai inspirasi ini ya, Inspirers!
Jangan terlalu merendah dong wkwk, niat yang baik dalam menulis itu yang penting. Keep inspiring !
ReplyDelete