Thursday, 8 February 2018

Teruji Secara Klinis

Neraka adalah tempat manusia diperbaiki atau dibersihkan dari dosa-dosa. Dosa ibarat kerusakan atau kecacatan pada suatu barang. Beberapa barang yang cacat dapat diperbaiki. Namun, ada beberapa barang memiliki kecacatan yang tidak dapat diperbaiki, sehingga harus dibuang. Begitu pun dosa manusia. Dosa manusia akan dihilangkan di neraka dengan siksaan-siksaan yang pedih. Namun, terdapat dosa-dosa yang membuat manusia kekal disiksa di negara.  Beberapa dosa itu diantaranya manusia yang murtad, munafik, kafir, takabbur (sombong), syirik, tidak melaksanakan perintah Allah, mendustakan hari kiamat, dan lain-lain.



“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela’nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal” (QS. At-Taubah: 68)


Manusia-manusia kekal (selamanya) di neraka ibarat barang gagal produksi yang dibuang atau tidak dijual.
Bagi manusia yang “teruji secara klinis”, mereka akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Mereka akan kekal di dalamnya dan melakukan aktivitas sesuai tujuannya, yaitu beribadah. Berkebalikan dengan neraka, manusia yang berhasil masuk surga akan diberikan berbagai kenikmatan yang luar biasa.


Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya. (Al Baqoroh: 25)

(http://www.katalogibu.com)

Oleh karena itulah, mari kita sadari bersama. Dunia ini hanya sementara. Dunia ini hanya tempat seleksi. Seleksi untuk masuk ke surga-Nya. Semoga kita semua menjadi hamba Allah yang lulus seleksi  (teruji secara klinis) dan layak mendapatkan surga-Nya. Aamiin Allahumma Aamiin.



Share:

Monday, 5 February 2018

SBMSA (Seleksi Bersama Masuk Surga Allah)


“Telah teruji secara klinis”
Pernah denger kata-kata itu?
Biasanya itu kata-kata yang digunakan untuk menyebutkan barang-barang yang layak dipasarkan atau dipakai. Seluruh barang yang telah diproduksi (diciptakan) oleh sebuah pabrik harus diuji dulu sebelum dipasarkan atau dijual. Jika terdapat barang yang kurang layak atau tidak layak, barang tersebut akan diperbaiki atau bahkan dibuang.

Lalu, bagaimana dengan manusia? Kita sudah tau bahwa kita adalah manusia ciptaan, sama seperti barang-barang itu. Perbedaannya, manusia diciptakan oleh Allah Swt, Dzat yang Luar Biasa. Apakah manusia juga diseleksi?


Share:

Saturday, 3 February 2018

Teringat Mei

Sumber : 3.bp.blogspot.com

Di antara tikaman timah hitam di tikungan terminal bis kota, seorang mahasiswa menutup mulutnya dengan plester dan mengacungkan sepotong kertas lusuh bertulisan “Imagologi, imagologi hilang kendali. Ideologi telah mati!”

Entah siapa yang ingin dia tarik ke kumpulan huruf itu, entah apa yang terpikir di kepala orang-orang lalu lalang melihat si mahasiswa yang tampak asyik menikmati panasnya sinar matahari, entah kenapa tiba-tiba ia rebah seperti tak mampu menahan rindu pada tanah yang gelisah dan orang-orang tak sempat menemukan huruf untuk menggambarkan perasaan mereka.

Malamnya, di tikungan yang sama, seorang mahasiswa yang lain lagi berteriak lewat pengeras suara, “Mimpi telah menjadi laknat di sini! Tidurlah, tidurlah segera!”

Tapi, orang-orang malah berlari: sebagian sambil mengigau, sebagian sambil meracau, sebagian sambil terpukau, sebagian sambil mengacau, sebagian membidikkan kembali senapannya.
Share:

Namanya Hari Ini

Sumber : freepik.com

Kita punya banyak kekhilafan dan kekeliruan
Tapi kejahatan terbesar kita adalah mengabaikan anak-anak
Melalaikan sang sumber kehidupan
Kita bisa menunggu demi banyak hal
Tapi anak tidak bisa menunggu. Bagi anak, waktunya adalah sekarang
Tulang-tulangnya sedang terbentuk
Indera-inderanya sedang berkembang
Darahnya sedang dibuat
Untuk anak, kita tidak bisa menjawab “Besok”
Nama lain dari anak itu adalah “Hari Ini”


(Terjemahan Bebas dari Puisi "His Name Is Today" Karya Gabriel Mistral)
Share:

Friday, 2 February 2018

Kalau Kamu Punya 5 Ciri Ini, Artinya Kamu Pecandu Belanja!

Mungkin, kamu memiliki kelima ciri ini. Tapi, semoga saja tidak.

Bagi sebagian orang, berbelanja hanya kegiatan waktu luang untuk membeli berbagai kebutuhan. Namun, bagi sebagian orang lagi, kegiatan berbelanja bisa berubah menjadi candu yang dapat membahayakan keuangannya atau pengaturan keuangan keluarganya. “Seseorang dikatakan memiliki kecenderungan berbelanja secara kompulsif dan boros bila ia sudah bersikap tidak pantas atau tidak tepat dalam berbelanja, eksesif, dan tidak terkontrol. Seperti pada kecanduan lain, kecenderungan ini pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti nafsu yang susah dikendalikan. Di Amerika, berbelanja sendiri sudah menjadi budaya kami; jadi sering nafsu itu muncul sebagai kebiasaan berbelanja yang eksesif, berlebihan, ” kata Donald Black, M.D., profesor psikiatri pada University of Iowa College of Medicine.

Kadang, kebiasaan ini disebut juga sebagai shopacholism, kecanduan berbelanja yang dapat mengacaukan kehidupan seseorang, keluarga, dan keuangan. “Tak seorang pun tahu apa penyebab dari perilaku kecanduan. Beberapa bukti baru mengungkapkan bahwa beberapa orang, sekitar 10 sampai 15 persen, mungkin memiliki sebuah kecenderungan genetis untuk menjadi seorang pecandu, yang kemudian muncul karena dipicu oleh lingkungan sekitarnya. Tapi, tak seorang pun yang benar-benar tahu alasan pastinya,” ujar Ruth Engs, Ed.D., seorang profesor sains kesehatan di Indiana University.

Lalu, apa saja tanda yang menunjukkan bahwa seseorang sudah kecanduan berbelanja? “Ada beberapa persamaan umum di antara orang yang kecanduan berbelanja dengan kecanduan yang lain. Misalnya, kalau pecandu alkohol akan menyembunyikan botol minuman mereka, orang yang kecanduan belanja akan menyembunyikan barang-barang yang mereka beli,” ungkap Engs. Berikut beberapa ciri yang dapat menunjukkan bahwa seseorang telah menjadi pecandu belanja—dan semoga kamu tidak memiliki satu pun dari ciri-ciri ini, ya!

  • Mengeluarkan uang melebihi anggaran.
Sumber : kreditgogo.com


  • Kompulsif, misalnya awalnya hanya ingin membeli sepasang sepatu, tapi kemudian menjadi membeli sepuluh pasang sepatu.

Sumber : www.scooppick.com


  • Belanja menjadi problem yang kronis. “Kecanduan berbelanja adalah sebuah masalah yang berkelanjutan, dilakukan lebih dua atau tiga bulan dalam setahun,” ungkap Engs.

  • Menyembunyikan masalah. “Shopaholics akan menyembunyikan apa yang mereka beli karena tidak ingin orang lain mengetahui dan mengkritik mereka. Mereka mungkin juga memiliki kartu kredit yang tak diketahui orang lain. Dan, ini juga terjadi pada banyak perempuan yang telah bersuami, sehingga tiba-tiba sang suami harus menanggung tagihan kreditnya yang besar, yang tak jarang membawa mereka pada perceraian,” tutur Engs.

  • Menjadi lingkaran setan. “Beberapa orang akan kembali berbelanja karena mereka merasa bersalah dan perasaan bersalah itu dapat menjadi pemicu bagi dirinya untuk berbelanja gila-gilaan lagi. Jadi, ini menjadi lingkaran setan,” ungkap Engs. 
Sumber : http://dtlon6z3v1kfl.cloudfront.net

Tentu saja, jika kamu memiliki sebagian besar dari ciri-ciri itu, kamu sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk menangani masalah ini. Seiring dengan itu, mulailah mengakui bahwa kamu adalah orang yang kompulsif dalam berbelanja. Pengakuan ini merupakan bagian dari terapi untuk melawan kecanduan berbelanja. Selain itu, singkirkan segera buku cek dan kartu kredit dari tas, dompet, dan ruangan yang biasa kamu datangi. Juga, jangan pernah lagi berbelanja seorang sendiri, karena perilaku kompulsif biasanya muncul ketika kamu sedang berbelanja seorang sendiri. Langkah lain yang sebaiknya dilalukan untuk mengatasi kecanduan kamu adalah mencari kegiatan positif untuk mengisi waktu luangmu, misalnya kursus melukis atau melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang yang kurang beruntung.kamu pasti bisa!
Share:
Copyright © Young Inspirer | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com