Sebelum membaca yang part 2, diharapkan sudah membaca Karena Selama Hidup, Kita Belajar #1 :)
Sumber : www.faldomaldini.com
Setelah
Faldo Maldini menjadi kepala departemen barisan FMIPA, akademis nya tidak turun
sama sekali. Perkuliahan berjalan lancar, tidak terkena turbulensi atau pun
terpengaruh dengan padatnya aktivitas organisasi. Namun, di Kompetisi Roket
Indonesia, tim riset Faldo Maldini harus menuai kekalahan. Saat perlombaan, alat
mereka tidak berfungsi dengan baik ketika akan diujikan. Tetapi itu tidak
membuat semangat mereka turun. Mereka justru semakin termotivasi untuk menang
dan mendeklarasikan akan ikut lagi di tahun berikutnya.
Di
suatu sore, Faldo didatangi salah seorang teman yang satu jurusan dengan beliau,
Harits. Ia adalah project Officer
(Ketua Panitia) acara pemilihan raya di kampus. Harits membujuk Faldo untuk
menjadi Ketua HMD Fisika UI. HMD adalah kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa
Departemen. Lagi-lagi seperti saat diawal menjadi Ketua Departemen Barisan
FMIPA, beliau tidak sedikit pun tertarik untuk hal itu, namun diusulkan menjadi
pemimpin. Disini kita mendapat pelajaran bahwa jika ingin menjadi seorang
pemimpin, ambisi pribadi bukan lah salah satu cara yang tepat, namun
kepercayaan orang-orang terhadap kita lah yang membutuhkan kita untuk menjadi
seorang pemimpin.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah menasihatkan kepada Abdurrahman bin Samurah radhiallahu ‘anhu:
“Wahai
Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika
engkau diberi tanpa memintanya niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah
subhanahu wa ta’ala dengan diberi taufik kepada kebenaran). Namun jika
diserahkan kepadamu karena permintaanmu niscaya akan dibebankan kepadamu (tidak
akan ditolong).”
Hadits
ini diriwayatkan al-Imam al-Bukhari rahimahullah dalam Shahih-nya no. 7146
Prinsip
Faldo adalah jika banyak orang baik tidak mau mengemban amanah, tidak mau
berlelah-lelah dan berkotor-kotor berjuang, apa jadinya jika amanah digunakan
sewenang-wenang oleh orang jahat? Jika banyak orang yang menjalani amanah bukan
untuk mengabdi, namun untuk dirinya sendiri, bukankah itu berarti kita
membiarkan orang zhalim memimpin? Beliau tidak ingin keadaan itu terjadi.
”Saya
memaknai titik balik layaknya sebuah roket yang akan diluncurkan. Ia bisa saja
terbang tinggi, namun bisa juga jatuh hancur lebur jika tidak dimanfaatkan
dengan baik” - @Faldomaldini
H-1
jelang penutupan pendaftaran calon, Harits datang lagi kepada beliau. Kali ini
ia tidak sendiri namun bersama oleh teman lain, yaitu Rifki. Rifki ini ketua
angkatan beliau di fisika. Ia datang sambil berujar apa yang Harits sempat
sampaikan dan meyakinkan beliau bahwa Fisika membutuhkan beliau.
Beliau
merasa saat ini sedang berada di titik balik dalam hidup. Titik balik adalah
titik dimana sebuah hal yang baik akan dimulai. Titik balik biasanya membuat
seseorang menemukan semangat baru yang menguatkan. Mengambil perubahan lewat
titik balik memang momentual. Waktunya tidak sering dan tidak mudah datang.
Akhirnya
beliau memutuskan untuk mendaftar sebagai salah satu calon ketua HMD Fisika UI.
Rifki menepati janjinya dengan tidak meninggalkan beliau sendirian dalam
pencalonan HMD Fisika UI. Ia mengenalkan Faldo ke semua warga Fisika UI sebagai
calon Ketua HMD. Kandidat calon Ketua HMD yang lain bernama Eno, teman baik
beliau satu angkatan.
Setelah
terjadi pergulatan visi misi selama proses kampanye, tiba lah untuk pemungutan
suara. Alhasil kandidat nomor urut 1 mendapat suara 220, nomor urut 2
mendapatkan 70. Dan kandidat nomor urut 1 adalah Faldo Maldini. Beliau pun langsung
mengambil wudhu dan shalat minta ampun. Beliau berdoa agar dikuatkan dan tidak
mengecewakan yang telah memilih dia sebagai Ketua HMD. Disini kita bisa
mengambil pelajaran bahwa amanah yang telah kita terima, itu bukanlah suatu hal
yang patut untuk dibangga-banggakan, namun adalah sebuah musibah yang harus
kita jalani dengan sebaik mungkin. Karena amanah akan dipertanggungjawabkan
kelak di hari akhir.
Setelah
menjalani kepengurusan sebagai Ketua HMD Fisika UI, Faldo juga kembali mewakili
UI di Kontes Roket Indonesia. Kali ini dia mempersiapkan sebaik mungkin dan
meneliti jauh lebih banyak dan lebih sering. Alhasil, UI mendapatkan juara
favorit di tahun tersebut.
Ketika
tugas beliau di HMD Fisika hampir selesai karena sudah memasuki akhir tahun
kepengurusan. Angin-angin nuansa pemilihan raya kembali berhembus. Tiba-tiba
beliau didatangi segerombolan orang dari jurusan yang berbeda. Ada yang dari
Matematika, Biologi, Kimia, Farmasi dan Geografi. Apa tujuan mereka? Tujuan
mereka hanya satu, yaitu meminta Faldo untuk maju sebagai Ketua BEM FMIPA UI.
Mereka percaya dengan beliau karena melihat kinerja beliau saat menjabat
sebagai Ketua HMD Fisika UI dengan baik. Tetapi, beliau tidak langsung menjawab
tawarannya dan memilih untuk memikirkan lebih lanjut untuk mengambil keputusan.
Calon
lain yang akan maju adalah Syahreza yang merupakan teman baik beliau sekaligus
Ketua HMD Kimia UI. Syahreza dulu juga menjadi project officer ospek fakultas FMIPA UI. Sementara, Faldo hanya
menjadi staf Syahreza. Kekhawatiran pun muncul, melihat prestasi dari Syahreza
yang bisa dibilang lebih baik dari Faldo. Namun, Faldo berpikir bahwa beliau
harus mencari tantangan lain dan harus melompat lebih tinggi jika ingin belajar
lebih banyak.
Akhirnya,
beliau konsultasi kepada orang tua nya mengenai hal ini. Dan orang tuanya Faldo
menyerahkan keputusannya kepada beliau. Setelah memikirkan matang-matang dan
berpikir karena banyak yang mempercayakan dan mendukung jika beliau maju
sebagai Ketua BEM FMIPA UI, akhirnya beliau memutuskan untuk maju sebagai calon Ketua BEM FMIPA UI. Beliau pun
maju tidak sendiri, harus ditemani wakil. Beliau memilih Wahyu yang dulunya
Ketua HMD Farmasi. Segerombolan orang yang meminta Faldo untuk maju pun menjadi
timses beliau.
Setelah
masa kampanye yang penuh dengan dinamikanya, tibalah masa pemungutan suara.
Faldo dan Wahyu yang dianggap sebagai underdog
oleh sebagian orang hanya bisa bertawakal dan berdoa atas apa pun hasilnya
nanti. Dan ternyata perhitungan suara menunjukkan angka 1200-an vs 500-an.
1200-an untuk kandidat nomor urut 1 dan 500-an untuk kandidat dengan nomor urut
2. Faldo-Wahyu adalah nomor urut 1.
Faldo-Wahyu
memiliki visi untuk BEM FMIPA UI yaitu Satu Hati, Bergerak, untuk MIPA
Berprestasi. Faldo-Wahyu membentuk FMIPA dengan suasana baru, yaitu mengangkat
nuansa keilmuan dan pendidikan. Selain aktif menjadi Ketua BEM FMIPA UI, Faldo
juga mengakselerasi diri selama di BEM FMIPA UI dengan mengikuti kompetisi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) dan berhasil mendapat peringkat 3 di Fakultas.
Dan berkat paper Mapresnya, beliau
diundang ke Vancouver, Kanada, juga Singapura. Ini membuktikan bahwa kesibukan
kita di organisasi tidak menutup kemungkinan kita tidak bisa berprestasi
di bidang akademis. Justru semakin kita disibukkan untuk hal yang baik dalam organisasi,
semakin pintar kita dalam me-manage
waktu.
Usai
kembali dari Kanada, banyak sekali kesempatan ke luar negeri yang beliau
dapatkan. Tawaran tersebut antara lain menjadi pembicara/pemateri, penanggap
diskusi, dan juga peserta undangan sebuah acara. Namun, tidak semua tawaran
diambil beliau, karena mengingat amanah yang ada di BEM FMIPA UI.
Hari-hari
semakin berlanjut ke akhir tahun. Pemira akan segera hadir kembali untuk
menentukan Ketua BEM UI. Faldo yang notabenenya Ketua BEM FMIPA UI juga menjadi
salah satu orang yang dicalonkan untuk menjadi Ketua BEM UI. Ide yang beliau
bawa kala itu adalah BEM UI yang cerdas dan inklusif. Ide itu adalah sebuah
pemikiran sederhana yang beranjak dari gerakan mahasiswa yang semakin dibilang
tidak cerdas dan melangit. Konsekuensi jika beliau menjadi Ketua BEM UI, beliau
harus mundur lebih awal dari BEM FMIPA UI. Akhirnya setelah melalui seleksi
visi misi di lingkungan dakwah kampus MIPA UI, Faldo lah yang berhasil mendapat
dukungan penuh untuk maju sebagai calon Ketua BEM UI.
Setelah
didukung penuh oleh Dakwah Kampus, beliau harus mencari pasangan wakil ketua
BEM. Setelah mebentuk timses terlebih dahulu, Faldo akhirnya memutuskan untuk
menarik Odi sebagai wakil. Odi merupakan teman sekamar beliau di PPSDMS. Banyak
juga yang meragukan Odi akan mampu mengisi posisi Wakil Ketua BEM UI. Karena
Odi memiliki karakter kepemimpinan yang sangat kuat dan sangat cocok menjadi
Ketua BEM UI. Di tahun sebelumnya Odi juga merupakan Ketua BEM FIB UI. Intinya
banyak yang mengatakan bahwa komposisi Faldo dan Odi terbalik. Dan Faldo lebih
cocok menjadi Wakil Ketua BEM.
Setelah
melewati proses kampanye yang menegangkan. Kandidat lain yaitu Kartini-Ryan
juga merupakan pesaing yang sulit. Kartini merupakan seorang mahasiswa dari
Fakultas Hukum UI dan aktif di lomba debat di Fakultas Hukum, sementara Ryan,
Ketua BEM Fasilkom tahun sebeleumnya. Kartini-Ryan mengusung tagline ‘Kolaborasi untuk Prestasi’
sementara Faldo-Odi mengusung tagline
‘Inspirasi untuk Berkarya’.
Tiba
saat pemungutan suara BEM UI yang diadakan selama satu minggu. Perhitungan
suara pun dilakukan dan akhirnya ditetapkan pasangan nomor urut 1 menjadi
pemenang dengan perolehan 8147 dari 11935 suara yang masuk dan memenangkan
suara di 11 fakultas dari 13 fakultas yang ada. Tanpa gugatan. Dan pasangan
nomor urut 1 adalah Faldo-Odi
“Jika
memang ingin membangun dan menciptakan sesuatu yang lebih besar. Ya, belajarlah
untuk hidup dengan passion yang kita punya” – @Faldomaldini
Hari-hari
menjalani segala aktivitas di BEM UI dengan menjadikannya passion. Secara
harfiah, passion berarti perasaan dan emosi yang kuat. Isu-isu seperti kenaikan
BBM, penggusuran secara paksa dan lain-lain pun pernah beliau hadapi. Mulai
dari seorang polisi yang berusaha menyogok Faldo untuk tidak mendemo, di teror
dan berbagai ancaman lain. Namun, beliau tetap kuat imannya dan sabar dalam
menghadapinya.
“Bagi
saya, gerakan mahasiswa itu sederhana saja, yaitu segala upaya yang dilakukan
oleh mahasiswa untuk mengubah dirinya dan sekitarnya menjadi sesuatu yang lebih
baik. Jika sudah baik, lebih baik lagi, terus lebih baik. Ya, sesederhana itu
saya memandangnya tanpa ribet.”-@Faldomaldini
“Ya,
terkadang tidak harus berpikir keras secara komprehensif jika kita ingin
melakukan sesuatu. Ide yang simple kadang muncul sekelebat dan kita harus cepat
menangkapnya”-@Faldomaldini
Setelah membaca, bisa juga mengunjungi Hakikat Menuntut Ilmu untuk mengetahui lebih dalam kenapa selama hidup, kita belajar.