Sofia pusing tujuh keliling melihat
hasil try-out ke-tiganya. Lagi-lagi tidak lulus, teriaknya kesal
dalam hati. Saat itu dia sedang duduk di kelas yang kosong setelah jam
pelajaran usai. Sofia adalah murid kelas 9B di SMP Bina Mulia. Memang, dia
adalah anak yang malas dan hanya suka bermain handphone. Sebenarnya
wajar saja jika nilai-nilainya jelek, karena itu disebabkan oleh kemalasannya
sendiri. Namun entah kenapa dia tidak pernah mau terima kegagalannya dan selalu
menyalahkan orang lain atas hasil buruk yang didapatkannya.
Cewek 14 tahun itu menghela napas
keras dan mengeluarkan HP touchscreen versi terbarunya. Setelah
menyentuh layar handphone dengan gesit beberapa kali, Sofia menelepon
sopirnya.
“Pak, cepet jemput Aku di sekolah, gak pake lama!” Katanya ketus.
Sumber : www.skipnesia.com
“Pak, cepet jemput Aku di sekolah, gak pake lama!” Katanya ketus.
“Iy.. iya Non Sofia, tunggu ya.”
Terdengar suara sopirnya menyahut dari ujung sana.
Setelah sampai di rumah, Sofia
langsung menghempaskan dirinya di sofa dengan muka merengut. Hal ini membuat
Ibunya yang sedang masak di dapur pun kaget. Ibu Sofia lalu duduk di samping
Sofia dan membelai rambut anak bungsunya itu.
“Ada apa, Nak? Baru pulang kok
langsung cemberut gini?” Kata Ibu dengan lembut.
“Gapapa kok.” Ujar Sofia
sambil masih dengan wajah cemberut.
Ibu yang baik hati itu tersenyum dan
merangkul buah hatinya.
“Ada apa sih? Ayo ceritain aja ke
Ibu, Ibu bakal bantu kok.”
Akhirnya setelah rangkulan dan
senyum hangat Ibunya, Sofia mau menceritakan penyebab mengapa Ia kesal.
“Aku gak lulus try-out lagi,
Bu. Padahal hampir semua teman sekelasku lulus.” Rengek Sofia.
“Ooh karena itu. Artinya, kamu harus
lebih giat lagi dalam belajar.” Ibu menanggapi anaknya yang manja itu dengan
bijak.
“Tapi, Aku sudah belajar, Bu.” Sofia
tidak mau mendengarkan Ibunya.
“Usahamu belum maksimal, Nak. Kamu
harus contoh Kak Sarah yang rajin belajar dan giat dalam menuntut ilmu.”
“Aah, selalu saja Ibu
membandingkanku dengan Kak Sarah.” Sofia kesal.
“Ya sudah, lebih baik sekarang kamu
ganti baju dan makan. Ibu memasakkan daging rendang untukmu.” Ibu tetap sabar.
Sofia lalu beranjak dari sofa,
mengambil tasnya, dan naik ke lantai dua menuju kamarnya. Ia lalu berganti baju
dan turun kembali ke dapur untuk makan siang dengan daging rendang, makanan
kesukaannya. Setelah selesai makan, Sofia rebahan di sofa ruang keluarga
dan memainkan handphone-nya.
”Kayaknya asyik nih online di facebook.”
Bisiknya pelan.
Ternyata di jejaring sosial
terpopuler di Indonesia itu teman-temannya sedang membahas hasil try-out yang
baru keluar. Tiba-tiba , ada chat masuk dari seorang teman cowok
Sofia. Ia lalu membaca chat itu.
“Sofia, kok kamu masih online aja?
Memangnya kamu engga menyesal dengan hasil try-out tadi?” Ternyata itu chat
dari Gio, teman sekelasnya. Sofia membaca pesan itu dengan nada marah dan suara
agak keras.
“Sok sekali si Gio ini!
Mentang-mentang juara kelas, dia menasehatiku seperti itu. Aku akan balas
‘berisik’ saja ah. Biar si sok itu tau rasa!” Lanjut Sofia lagi.
Setelah membalas chat tersebut
dengan kata singkat ‘berisik’, Sofia langsung offline dan pergi ke
kamarnya dengan kesal.
“Hari ini menyebalkan. Sudah TO gak
lulus, dibanding-bandingkan dengan Kak Sarah, eeh dinasehatin Gio si sok
itu! Lebih baik aku tidur saja ah!” Sofia berkata begitu lalu tidur.
**
Bel istirahat di SMP Bina Mulia
berbunyi nyaring disertai helaan napas anak-anak murid kelas 9B. Beberapa anak
yang sedang menahan kantuk terlihat lega - setidaknya mereka selamat untuk kali
ini. Mereka baru saja belajar trigonometri, materi Matematika yang memang
terbilang cukup rumit. Kerumunan anak-anak itu bergerak dengan semangat ke
berbagai tempat di penjuru sekolah. Ada yang ke lapangan untuk bermain, ada
yang ke perpustakaan, dan ada juga yang ke kantin. Sofia dan Keysha, temannya,
termasuk anak yang pergi ke tempat terakhir.
“Ke kantin yuk, Sof. Aku lapar nih.”
Kata Keysha.
“Ayo, Aku juga sudah pusing banget niih
sama Matematika.” Sofia menjawab.
“Aah, kamu mah emang semua pelajaran
juga pusing.” Kata Keysha sambil mencibir iseng kepada sahabatnya itu.
“Iih, resek banget sih kamu.” Kata
Sofia sambil mencubit pipi Keysha.
Kedua sahabat itu pun lalu pergi ke
kantin dan memesan makanan serta minuman yang mereka inginkan. Sofia memesan
siomay dan jus jeruk, sedangkan Keysha memesan baso dan es teh manis. Setelah
makan dengan lahap, mereka kekenyangan dan bersantai sejenak di meja kantin.
“Mantap sekali siomaynya.” Kata
Sofia.
“Basonya juga enak.” Keysha
menimpali.
Tiba-tiba Gio datang dan menghampiri
mereka berdua.
“Sofia, maafkan Aku ya.” Kata Gio kepada
Sofia.
“Eh kamu, bikin kaget saja.
Tiba-tiba minta maaf begitu lagi, aneh.” Keysha kaget.
“Iya, Aku mau minta maaf sama Sofia
masalah yang kemarin sore.”
“Lho, memangnya ada masalah apa
sih?” Tanya Keysha. Dia lalu memandang mereka berdua bergantian.
“Jadi begini, kemarin kan Aku hanya
mau mengingatkan Sofia agar tidak online kelamaan sehingga lupa belajar. Tapi
Sofia malah marah gitu.” Jawab Gio.
“Aahh, kamu memang sok Gio!
Mentang-mentang juara kelas kamu nasehatin Aku gitu. Terserah Akulah mau online
kek, mau main kek.” Sofia yang dari tadi diam mendadak marah
kepada Gio.
Setelah ‘menyemprot’ Gio, Sofia pun ngeloyor
pergi. Meninggalkan Keysha dan Gio kebingungan di kantin yang mulai sepi.
“Key, gimana nih? Niat Aku kan baik,
Aku gak pengen Sofia gak lulus TO terus.” Ujar Gio.
“Iya, Aku ngerti. Aku juga udah
berusaha ngingetin terus kok, tapi dia emang gitu dari dulu susah dibilangin.
Padahal itu semua demi kebaikannya juga kan?” Balas Keysha.
“Mm, Aku punya rencana nih untuk
menyadarkan Sofia.” Kata Gio tiba-tiba.
Gio lalu membisikkan sesuatu ke
telinga Keysha. Dua ABG itu pun tersenyum dan mengangguk-ngangguk penuh makna.
**
Seperti biasanya, siang itu Sofia
sedang asyik online di kamarnya. Lagi-lagi dia bermain facebook
yang menurutnya adalah jejaring sosial terseru. Nasehat Ibu dan teman-temannya
untuk tidak terlalu sering online tampaknya tidak diindahkan oleh gadis
itu. Sekalipun Ia dengar, mungkin hanya ‘masuk kuping kanan, keluar kuping
kiri’. Walaupun matanya sudah terlihat mengantuk, Ia tetap tidak mau tidur dan
terus online. Nampaknya, eksis di sosial media lebih penting daripada
menjaga kesehatan sendiri bagi Sofia. Tapi mendadak, Ia melemparkan handphone
canggih miliknya ke atas bantal.
“Teman-temanku udah pada gak asik
nih. Masa akhir-akhir ini yang online jadi makin sedikit.” Dengus Sofia.
Tak disangka, HP-nya bergetar, tanda
notifikasi masuk.
“Wuih, ada notifikasi facebook
nih. Kira-kira dari siapa yaa.” Kata Sofia sambil mengambil HP yang tadi
dilemparnya ke atas bantal.
“Aku diundang ke grup ‘Kelompok Belajar
SmartActive’? Apaan tuh, belum pernah denger. Anggotanya temen-temen
seangkatan? Terus adminnya siapa? Wah! Adminnya Gio si sok tau itu dan..
Keysha!” Sofia mengoceh sendiri sambil sibuk memainkan HP.
Sofia lalu bergabung ke grup ‘Kelompok
Belajar SmartActive’. Ternyata, itu adalah grup yang digagas Gio dan Sofia
untuk membantu teman-teman mereka yang mengalami kesulitan belajar. Mereka di
sana belajar dan saling bertukar ilmu, juga sesekali diselingi candaan serta ngobrol
santai.
**
Hari-hari pun berlalu. Sofia menjadi
semakin sering online. Tapi sekarang, tujuannya berbeda. Kalau dulu dia online
hanya untuk bersenang-senang dan menggunakan teknologi untuk sesuatu yang
kurang bermanfaat, sekarang dia online untuk belajar bersama
teman-temannya.
Hasil Try-out ke-4 keluar.
Dan ternyata, kali ini Sofia lulus! Betapa bahagia hatinya ketika menerima
hasil try-out tersebut di kelas siang ini.
“Aku.. Aku LULUS! Horeee!” Kata
Sofia sambil melompat.
“Selamat ya Sofia. Kamu memang
hebat.” Kata Keysha sambil memeluk sahabat karibnya itu.
“Apa kataku, kalau kamu tidak malas,
bertekad kuat, dan bersemangat, kamu pasti bisa.” Tambah Gio.
“Terimakasih ya teman-teman, kalian
sudah membantuku ketika Aku sedang berada dalam kesulitan. Kalian memang teman
sejati. Tidak seperti teman-temanku di facebook. Walaupun banyak, tapi
hanya mengajak chatting ngalor ngidul.” Kata Sofia lagi.
Ketiga
anak itu pun tertawa bahagia. Begitu juga dengan Sofia, Dia sudah tidak sabar
untuk memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tuanya.
TAMAT
0 komentar:
Post a Comment