Membaur
tapi tak melebur merupakan kalimat yang simple namun mempunyai banyak makna di
dalamnya. Namun, sudahkah kita mengetahui apa yang dimaksud dengan membaur tapi
tak melebur? Sudahkah kita berusaha mendalami makna dari kalimat tersebut?
sumber : https://www.femina.co.id
Membaur
tapi tak melebur memiliki arti bahwa kita diharuskan untuk bergaul pada semua
orang tanpa memperdulikan status sosial, bahkan agama. Karena sejatinya manusia
merupakan makhluk sosial. Dimana segala kegiatan kita pasti membutuhkan bantuan
dari orang lain. Oleh sebab itu kita diharuskan untuk membaur ke lingkungan
sekitar kita.
Namun,
bukan berarti bahwa kita membaur akan melebur kearah perilaku yang menyimpang.
Membaur itu boleh, namun tetap ada batasannya. Ketika kita sudah membaur,
tetapi teman kita mulai menjerumuskan kita untuk berperilaku yang kurang baik,
alangkah baiknya jika kita menolak ajakan tersebut. Untuk itu di dalam membaur
tapi tak melebur dibutuhkan sebuah pendirian dan jati diri.
Pendirian
merupakan suatu prinsip yang sudah kita pegang dalam diri kita. Sedangkan jati
diri adalah bagaimana kita mengenal diri kita beserta sifat-sifat kepribadian
secara lahir. Karena mempunyai jati diri merupakan ciri orang beriman. Untuk
itu, didalam bergaul hendaknya kita sudah memiliki pendirian dan jati diri
yang kuat. Sehingga tidak mudah tergoyahkan ketika kita diajak dalam bertingkah
laku yang jauh dari kata baik. Konsistensi jati diri dan pendirian merupakan
hal yang utama untuk bisa bertahan dalam membaur tapi tak melebur ini.
Dalam
bergaul, sudah semestinya kita tidak mengabaikan identitas keislaman yang
tertanam dalam diri kita. Jadi ketika kita bergaul, usahakan nilai-nilai
kebaikan yang kita bawa, kita tularkan juga ke lingkungan sekitar kita.
Mengajak kebaikan untuk membuat orang lain merasa lebih baik juga merupakan hal
yang utama dalam bergaul. Namun, ketika teman kita tidak suka jika kita
mengajak dalam kebaikan, kita jangan langsung memusuhi ataupun menjauh dari
dia. Justru kita dekati dia dan berbaurlah. Barangkali, hati dia akan tersentuh
dan mendapat hidayah dari Allah.
Perlu
kita ketahui bahwa teman yang kita anggap tidak baik itu, bisa jadi dia menjadi
penolong kita di akhirat. Sebab, kita bersama-sama dalam menuju kebaikan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6493)
Komitmen
kepada Allah untuk tidak melakukan hal yang jauh dari kata baik juga penting
dalam bergaul. Ketika kita mempunyai komitmen kepada Allah, kita pasti akan
teringat dan takut untuk melakukan hal yang kurang baik. Karena kita tahu bahwa
Allah selalu mengawasi kita. Meskipun kita dapat bersembunyi dari manusia,
tetapi kita tidak dapat bersembunyi dari Allah. Untuk itu membaur tapi tak
melebur akan sulit dilakukan jika kita tidak mempunyai komitmen yang kuat
kepada Allah.
Jangan
sampai ketika kita membaur dengan teman-teman , justru kita yang terjerumus dan
melebur ke arah perilaku yang jauh dari kata baik. Kita lah yang harus bisa
menjadi pelopor dalam kebaikan untuk teman-teman kita. Tebarkan kebaikan dan
kebermanfaatan dimanapun dan kapanpun kita berada.
0 komentar:
Post a Comment