Manusia
adalah makhluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain. Tidak ada
manusia yang dapat hidup seorang diri, sebab memang naluriahnya seorang manusia
untuk dibantu sesamanya. Seorang yang individualis sekalipun tidak dapat
benar-benar hidup sendiri. Meskipun menurutnya banyak hal yang dapat ia lakukan
sendiri, ia tetaplah manusia yang memerlukan bantuan orang lain. Contoh sederhananya
adalah sekolah. Di sekolah, seorang murid memerlukan guru untuk mengajar dan
memerlukan teman untuk kegiatan kerja kelompok dan berdiskusi.
Memang
tidak dapat dipungkiri bahwa ketergantungan satu sama lain menjadi identitasnya
seorang manusia. Namun, hal itu tetap harus disikapi dengan wajar. Ketergantungan
yang berlebihan pada orang lain dapat menimbulkan kekecewaan yang berlebihan
pula. Ketergantungan tersebut dapat menimbulkan harapan-harapan yang tidak
memiliki kepastian.
Kita
semua harus sadar, se-hebat apapun seseorang dihadapan kita, dia tetaplah
manusia. Ingat quotes yang sering
kali di ulang oleh para motivator? NO
BODY’S PERFECT! Memang begitulah adanya, tiada manusia yang sempurna di
dunia ini. Manusia terlahir dengan berbagai kekurangan dan kelebihan. Ketika
kita sudah menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, kita
harus menyiapkan ruang kecewa pada hati kita. Ada seseorang yang pernah
berujar, “Hati yang lembut, jangan
dibiarkan penuh oleh kekaguman antar sesama saja. Kita harus memberi sedikit
ruang pada hati untuk mengisi kekecewaan pada orang lain. Sebab jika ia hanya
penuh dengan kekaguman saja, jika suatu saat kecewa datang, dia tak akan kuat.”
Jadi, menyiapkan ruang kecewa pada orang lain itu penting. Berharap kepada
manusia memang mengecewakan!
Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah akan timpakan kepadamu pedihnya pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap kepada selain Dia, maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut, agar kamu kembali berharap kepadanya. (Imam Syafi'i)
(sumber: zonabombong.wordpress.com)
“Berharap
kepada manusia, adalah kekecewaan yang tertunda.”
Sebenarnya
kecewa itu wajar, apalagi dengan manusia. Tapi tetap, menyikapinya haruslah
sewajar mungkin. Yang tidak akan mengecewakan hanya Dia yang satu, Allah.
Firman Allah:
وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
Arti: dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Al-insyirah:8)
Allahlah pemilik bumi, langit, beserta
isinya. Ketika ada seorang manusia yang kecewa pada Allah, bukan Allah yang
mengecewakan dia, sebab kurangnya syukur yang menjadikan seseorang berprasangka
buruk terhadap Allah. Ambil saja sebuah contoh, Ketika ada seseorang yang
merasa hidupnya sangat berat, ia menyalahkan Allah. Padahal, jelas-jelas Allah
hanya akan menguji seorang hamba hingga pada batas kemampuannya. Lalu ketika ia
melihat orang lain tidak ditimpa musibah yang ia derita, ia merasa Allah tidak
adil. Padahal, ia hanya melihat yang dzahir
dari orang lain tersebut. Bisa jadi, masalah orang lain lebih berat dari kita. Tapi
mereka tetap bersyukur dan sabar, itulah yang menyebabkan senyum mereka tetap
asik bertengger pada wajahnya.
Janji
Allah tidak mungkin mengecewakan. Allah adalah sebaik-baik zat yang menyayangi
hambanya. Ketika ada seseorang yang berdo'a dan memohon pada Allah, Allah pasti mengabulkannya.
3 Cara Allah mengabulkan do'a seorang hamba:
1. Allah mengabulkan langsung
2. Allah menunda untuk mengabulkan do'a tersebut
3. Allah ganti dengan yang lebih baik
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(Al-baqarah: 186)
Berharap kepada Allah tidak mungkin
mengecewakan. Masih mau berharap kepada selain Allah?
0 komentar:
Post a comment